Sahabat, sekian lama tak bertemu.. 'apa kabar?' ingin sekali kuucap kalimat itu saat kita bertatap muka. Ingin sekali kutatap lagi wajahmu yang selalu hiasi hari-hariku sebelumnya. Ingin sekali aku memelukmu seperti dulu. Ingin sekali, sahabat. Hah.. rasanya ingin menangis mengingat segala kisah kita.
Ingat nggak waktu pertama kali kita bicara? Kau di atas pohon, dan aku dibawahmu. Kau bilang padaku, "Ayo kesini!" Itu kalimat pertamamu. Waktu itu aku takut, bodoh. Anak perempuan berumur tujuh tahun seperti kita naik pohon yang begitu besar dan tinggi, apalagi waktu itu di samping sekolah. Tapi kau berkata padaku, "Kalo mau naik aja, pasti bisa kalo ada usaha." Saat itu aku tersentuh sama ucapanmu dan mulai naik lalu duduk disampingmu. Dan aku takjub sahabat, selama ini kau melihat pemandangan yang begitu indah di atas sana.
Hhahaha.. Kenangan kecil kita, sahabat. Apa kau juga masih ingat kenakalan kecil kita? Oke, sebagian besar memang ulahmu, tapi aku juga ikut andil loh. Hhahaha.. aku masih ingat raut wajahmu yang begitu bosan dengan muka ditekuk dan alis yang tertaut saat salah satu guru menceramahimu karena rambutmu yang berantakan. Aku tau kau memang nakal dan semaumu sendiri (peace, ini kenyataan loh, hwkwk), tapi aku suka sikapmu yang pantang menyerah. Seperti waktu kita ngerjain PR matematika di rumahku. Aku tau kau sudah jengkel dan benci sama mata pelajaran itu. Tapi tak satupun rasa menyerah dan pasrah yang terpancar di matamu. Hanya ada tekad dan berjuang untuk berusaha. Aku suka itu, sahabat. Sangat suka.
Sahabat, aku sedih. Sedih sekali saat tau kau akan pindah ke luar negeri. Aku tak bisa membayangkan seberapa jarak yang membentang di antara kita. Aku tak ingin kehilanganmu, sahabat, teman pertamaku, orang yang berarti bagi hari-hariku. Saat itu aku tak mau melepasmu, tapi kau bilang padaku, "Aku akan selalu ada di sampingmu. Memang bukan benar-benar di sampingmu, tapi aku ada di sampingmu, sahabat. Di sini, di hati." Kau mengucapnya sambil tersenyum. Sungguh, senyummu mampu membuatku percaya akan kata-katamu.
Kapan kita bertemu lagi? Mengukir kisah kenangan lalu. Sahabat, aku rindu padamu. Aku rindu bercermin lagi dengan dirimu, karena bagiku kau bagian hidupku.
Sahabat, aku percaya padamu. Jadi kumohon saat kita bertemu jangan bertanya, "Apa kau masih sahabatku?" Karena itu tandanya kau tak percaya padaku.
Sahabat, entah apa lagi yang harus kutulis. Goresan tinta ini mulai memudar karena tetesan air mataku. Tapi ada satu hal yang ingin kukatakan, kau orang yang berarti buatku.
Aku rindu padamu.
This entry was posted
on 01.01
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
Categories
- kisah hidup (1)
- The Song of Lullaby (2)
- tulis-tulis (1)
Ketika wanita menangis bukan berarti ia lemah, ia hanya tak mampu lagi berpura-pura kuat.
Blog Archive
Followers
About Gis
- andira
- Lahir tanggal 8 Oktober, cewek-yaiyalah-, suka sama hal yang manis-manis, benci banget sama yang namanya berantem, jadiii aku cinta DAMAI ! :D
0 komentar